Pages

Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Jumat, 10 Maret 2017

BMKN (pronator teres syndrome tugas smt 3)

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Pronator Teres Syndrome (atau biasa disebut Pronator syndrome) adalah salah satu dari tiga syndroma jeratan saraf nervus Median, selain Carpal tunnel Syndrome dan Syndrome saraf Intrerosseous Anterior yang dimana Pronator teres ini sendiri merupakan Insidensi terbesar kedua setelah Carpal tunnel Syndrome, pada kasus jeratan Saraf  Nervus Median secara umum.
Otot Pronator teres adalah otot yang berada pada lengan bagian bawah. Sesuai dengan namanya, Otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan pronasi lengan bawah. Salah satu kelainan yang sering terjadi berkaitan dengan otot ini adalah Sindrom Pronator teres, dimana menyebabkan rasa nyeri pada pergelangan tangan.
Pronator Teres Syndrome (PTS) pertama kali dikemukakan oleh Tiedemann pada tahun 1822, dan pada tahun 1848 Struthers adalah orang pertama yang menggambarkan struktur jeratan pada saraf medianus.
Pronator Teres (PTS) adalah Jebakan neuropati terbanyak kedua setelah Sindroma terowongan karpal. Peningkatan risiko sindrom pronator dapat dikaitkan dengan kegiatan individu yang terlibat, gerakan berulang pada siku,  pergelangan tangan, dan gerakan tangan seperti memotong kayu, bermain olahraga raket, dayung, angkat berat, atau melempar. Namun, insidensi sindrom pronator pada wanita adalah empat kali lebih besar daripada laki-laki, menunjukkan bahwa anomali anatomi (variasi struktural) dan tidak berlebihan merupakan faktor risiko yang dominan. Lengan yang dominan kemungkinan besar akan terpengaruh, terutama jika individu berotot (hipertrofi otot). Sindrom pronator yang paling sering didiagnosis pada orang antara usia 40 dan 50.






B.   Rumusan Masalah
1.     Apa definisi sidroma pronator teres?
2.     Bagaimana anatomi dan persyarafan otot pronator teres?
3.     Bagaimana biomekanik pada elbow?
4.     Apa etiologi  syndroma pronator teres?
5.     Bagaimana melakukan pemeriksaan fisik pada pronator teres?
6.     Bagaimana terapi pada pronator teres?

     C. Tujuan

1.     Untuk mengetahui definisi sindroma pronator teres
2.     Untuk mengetahui anatomi dan persyarafan pronator teres
3.     Untuk mengetahui biomekanik pada elbow complex
4.     Unutk mengetahui etiologi sindroma pronator teres
5.     Untuk mengetahui pemeriksaan fisik pada pronator teres
6.     Untuk mengetahui terapi pada syndrome pronator teres




































                                   
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

A.   Definisi Sindroma Pronator Teres

Sindroma Pronator Teres adalah suatu Kumpulan gejala yang  khas
ditandai dengan rasa nyeri ringan hingga sedang pada lengan bawah, Nyeri bertambah dengan pergerakan siku, supinasi dan pronasi yang berulang, dan gerakan genggaman yang berulang. Hilangnya ketangkasan tangan, kelamahan ringan, parastesia saraf median dapat terjadi, rasa baal bisa saja terjadi tidak hanya pada jari, namun dapat juga terjadi pada daerah telapak tangan karena terkenanya saraf kutan daerah palmar yang dicabangkan.

B.   Anatomi dan Persarafan

Pronator teres berasal dari kata “pronus” yang berarti condong ke depan” dan “teres” yang mempuyai arti bulat atau berbentuk silinder, sehingga mengacu kepada bentuk otot  menjadi Otot silinder yang pronates (lengan bawah). Otot-Otot pronator teres terletak pada lengan bagian bawah, yang bersama sama dengan pronator kuadratus, berfungsi untuk pronasi lengan bawah. Otot pronator teres memiliki 2 kepala, Humerus dan Ulnar. Dimana kepala humerus lebih besar dan lebih dangkal, sedangkan kepala ulnar adalah fasikulus tipis, yang muncul dari sisi sebelah medial dari prosesuskoronoideus ulna.
a.    Nervus Medianus

            Pleksus brakhialis secara topografi terdiri atas radiks (root), trunkus (trunk), fasikulus (cord) dan  cabang (branches). Dua nervus berasal langsung dari radiks yang kemudian membentuk fasikulus; yang pertama yaitu nervus scapular dorsalis dari C5 yang menginervasi levator scapula dan rhomboid, yang kedua adalah nervus torakalis dari C5, C6 dan C7. Kemudian radiks bergabung membentuk tiga fasikulus. Gabungan C5 dan C6 membentuk trunkus superior, kemudian C8 dan T1 membentuk trunkus inferior.sedangkan radik C7 sendiri membentuk trunkus medialis. Masing-masing dari ketiga trunkus tersebut bercabang dan membentuk divisi anterior dan posterior. Fasikulus posterior dibentuk oleh gabungan ketiga divisi posterior. Divisi anterior dari trunkus superior dan medialis membentuk fasikulus lateralis. Kemudian divisi anterior dari trunkus inferior membentuk fasikulus medialis.
Nervus medianus berasal dari fasikulus lateralis dan medialis dari pleksus brachialis yang merupakan saraf gabungan dari radiks C6 dan T1. Nervus medianus mempersarafi sebagian besar otot-otot fleksor lengan bawah dan otot tenar. Saraf ini juga yang memberikan sensasi pada kulit di telapak tangan bagian lateral dan pada ujung-ujung jari, yaitu sepanjang permukaan bagian volar ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah serta sebagian jari manis. Serabut saraf sensoris jari telunjuk dan jari tengah memasuki radiks C7 melalui fasikulus lateralis dan trunkus medialis sementara itu kulit ibu jari menerima serabut saraf dari radiks C6 dan sebagian dari radiks C7 melalui fasikulus lateralis dan trunkus superior atau medialis. Nervus medianus tidak menginervasi otot-otot di lengan atas. Saraf ini memasuki lengan bawah melalui antara dua kaput pronator teres dan mempersarafi fleksor karpi radialis, palmaris longus dan fleksor digitorum superfisialis yang kemudian bercabang menjadi nervus interoseus anterior yang menginervasi otot fleksor polisis longus , otot pronator quadratus dan otot fleksor digitorum profundus I dan II. Cabang utama nervus medianus memasuki pergelangan tangan melalui terowongan karpal dan menginervasi otot abductor polisis brevis, opponent pollicis, separuh bagian lateral otot fleksor pollicis brevis dan otot lumbrikal I dan II.

























Pada lengan bawah, N. Medianus melewati sepanjang sisi medial dari arteri brakhialis yang terhubung dengan struktur berikut :
-       Antara pangkal otot pronator teres (insersio pada epicondylus medialis dan pada prosesus koronoideus dari ulna).
-       Kemudian di antara flexor digitorum superficialis dan profundanya, di dalam lapisan antara otot fleksor digitorum profunda dan fleksor pollicis longus.
-       Sekitar 5 cm di atas pergelangan tangan, N. Medianus muncul lagi pada sisi lateral dari fleksor digitorum superfisialis dan mempersarafi pada: kulit (anterior), tendo muskulus fleksor pollicis longus dan fleksor karpi radialis (lateral), tendo fleksor digitorum superfisialis muskulus palmaris longus (medial), serta muskulus pronator quadrates (posterior).
            Di bawah muskulus pronator quadratus, N. Medianus menyeberangi pangkal arteri ulnaris yang kemudian berhubungan dengan: arteri radialis dan cabang persarafan kulit dari nervus radialis serta otot brakhioradialis (lateral); arteri dan nervus ulnaris yang terselubung oleh otot fleksor karpi ulnaris (medial).

C.   Biomekanik Elbow Complex
Elbow joint terdiri atas 3 sendi yaitu : hu-meroulnar joint, humeroradial joint, dan proximal radioulnar joint. Ketiga sendi tersebut dibungkus oleh kapsul sendi yang sama. Tulang yang membentuk elbow dan forearm adalah os humerus bagian distal, os radius dan os ulna.

a.    Humeroulnar joint
Humeroulnar joint merupakan sendi ber-bentuk hinge (engsel) dengan trochlea hu-meri yang ovular bersendi dengan fossa trochlearis ulna. Permukaan trochlea humeri menghadap ke-arah anterior dan bawah membentuk sudut 45o dari shaft humeri. Fossa trochlearis ulna menghadap keatas dan anterior membentuk sudut 45o dari ulna. Pada umumnya, bagian anterior sulcus trochlearis nampak berjalan vertikal tetapi pada bagian posterior nampak berjalan oblique kearah distal lateral  sehingga pa-da saat extensi penuh akan terbentuk carrying angle pada lengan (normal = 15o).Gerak utama pada sendi ini adalah fleksi-ekstensi (fossa yang konkaf slide dalam arah yang sama dengan gerak ulna). Sendi ini paling stabil pada close pack po-sition ekstensi elbow.Untuk mencapai ROM penuh, maka gerak fleksi selalu disertai varus angulasi (lateral slide) & gerak ekstensi selalu disertai valgus angulasi (medial slide).Gerak arthrokinematika pada humeroulnar joint adalah gerak slide mengikuti gerak angular tulang.
Arthrokinematic dan osteokinematic:
a)     Gerak fisiologis fleksi-ekstensi merupakan gerak osteokinematik : rotasi ayun dlm bidang sagital.
b)    Gerak arthrokinematik: traksi os ulnae kearah 45° dorso-distal serta  translasi saat fleksi: 45° ventro-proximal dan saat ekstensi kearah 45° dorso-distal.
c)     MLPP posisi fleksi 70° dan antara pronasi-supinasi. 
d)    CPP maximal extension.
e)     Capsular pattern Humeroulnar joint ROM : ekstensi > fleksi.

b.     Humeroradial joint
Humeroradial joint dibentuk antara capitu-lum humeri yang berbentuk spherical de-ngan ujung proksimal radius (fovea capitu-lum radii). Sendi ini berbentuk hinge-pivot joint. Humeroradial joint memberikan kontribusi terhadap gerak fleksi-ekstensi elbow. Pada saat pronasi-supinasi lengan bawah, caput radii mengalami spin terhadap capitu-lum humeri. Pada arthrokinematika, per-mukaan caput radii yang konkaf akan slide dalam arah yang sama dengan gerakan tulang .
Arthrokinematic dan osteokinematic
a)     Gerak fisiologis fleksi-ekstensi sesuai dengan gerak humero ulnar joint dlm komponen osteokinematik rotasi ayun dalam bidang sagital.
b)    Gerak arthrokinematic traksi ke distal searah sumbu longitudinal os radii, gerak translasi saat fleksi kearah ventral dan saat ekstension kearah dorsal tegak lurus sumbu radii.
c)     MLPP dan CPP sesuai dengan humero ulnar joint.

c.    Proksimal Radio Ulnar Joint
Sendi ini dibentuk oleh fossa radialis ulna yang bersendi dengan caput radii. Sendi ini merupakan uniaxial pivot joint yang terbungkus dalam kapsul elbow joint. Proksimal radioulnar joint diperkuat oleh li-gamen annulare radii yang dibantu oleh serabut anterior ligamen collateral medial & lateral. Karena tergolong uniaxial pivot joint, maka proksimal radioulnar joint berperan besar terhadap gerak pronasi-supinasi lengan bawah à radius bergerak menyilang diatas ulna saat pronasi. Pada saat gerak pronasi-supinasi, caput radii yang berbentuk konveks akan bergerak terhadap fossa radialis ulna yang konkaf sehingga arah slide berlawanan arah dengan gerakan tulang.
Arthrokinematic dan osteokinematic :
a)     Sendi putar, yaitu perputaran capitulum radii terhadap fovea radii os ulna bersama dengan distal radioulnar joint, dalam klinis gerak pronasi – supinasi.
b)    Arthrokinematiknya berupa gerak translasi saja, pronation terjadi translasi caput radii ke dorsal dan saat supinasi terjadi translasi ke ventral.

d.    Distal Radioulnar Joint
Distal radioulnar joint dibentuk oleh fossa ulnaris radii yang bersendi dengan caput ulna. Sendi ini bergerak secara simultan dengan proksimal radioulnar joint. Saat gerak pronasi-supinasi, fossa ulnaris ra-dii yang konkaf bergerak slide dalam arah yang sama dengan gerak tulang.
e.     Mid-radioulnar joint
Mid-radioulnar joint tergolong kedalam syndesmosis yaitu jaringan fibrous padat yang mengikat kedua buah tulang. Mid-radioulnar diikat oleh jaringan fibrous yaitu membrana interosseus. Mid-radioulnar joint berpartisipasi dalam gerakan pronasi-supinasi lengan bawah.






D.   Etiologi
Penyebab paling umum adalah jebakan dari saraf median antara dua caput otot Pronator teres . Penyebab lainnya adalah kompresi saraf dari arkus fibrosa yang superficialis fleksor, atau penebalan pada aponeurosis bisipitalis. Terdapat 5 area potensial terjadinya Jeratan saraf :
a.     Supracondylar Process

Jarang terjadi dan hanya ditemukan kuran lebih 1%.

b.     Ligament dari Struthers
-       Di bawah ligamentum Struthers, yaitu jaringan yang berjalan dari prosesus suprakondiler pada distal humerus (sisi ulnar) ke epikondilus medialis.
-       Pada siku yaitu pada perjalanannya di sepanjang otot pronator teres, sehingga terdapat 3 tempat pada pasase ini yang dapat terjadi kompresi saraf, yaitu cabang dari tendon biseps dan insersio ulnaris pada otot pronator teres.
-       Pada terowongan karpal di pergelangan tangan.

a.     Aponeurosis Bicipital
b.     Diantara Caput ulnar dan Humerus pada Pronator teres
c.     Aponeurosis arkus FDS 

E. Gejala Klinis
Gejala local yang didapatkan:
a)     Rasa berat, kaku ataupun keram pada tangan.
b)    Kesemutan pada otot tenar ibu jari dan tiga jari di sampingnya.
c)     Nyeri pada area otot pronator teres pada siku atau lengan bawah saat otot berkontraksi.
d)    Nyeri dan kesemutan saat melakukan gerakan antagonis seperti pronasi dari lengan bawah dan fleksi dari pergelangan tangan.
e)    Disfungsi motorik dari otot yang diinervasi oleh kolateral distal dari N.Medianus (setelah persarafan meninggalkan otot pronator teres); sehingga otot pronator teres dapat tidak terkena disfungsi namun otot pronator quadrates yang terkena.
f)    Baal dan tebal pada sisi medial ibu jari dan sisi lateral telunjuk
a.    Arthralgia pada Siku




F. Pemeriksaaan Fisik
Tes Provokatif spesifik pada Pemeriksaan Jeratan Saraf Median :
a)     Pasien berdiri dengan siku fleksi 90 derajat. Pemeriksa menempatkan satu tangan pada siku pasien untuk stabilisasi, dan tangan lainnya menggenggam tangan pasian pada posisi bersalaman. Pasien mempertahankan posisi ini, sementara pemeriksa melakukan supinasi pada lengan bawah pasien (memaksa pasien melakukan kontraksi pada otot pronator pasien). Sementara melakukan gerakan supinasi, pemeriksa juga melakukan ekstensi pada siku, dengan menarik genggaman ke distal.
b)    Jika terdapat nyeri atau ketidaknyamanan pada saat ini, maka dipastikan bahwa terdapat kompresi N. Medianus oleh pronator teres. (Pasien harus tetap merelaksikan siku pada saat tes, karena siku yang kaku akan menyulitkan pemeriksa pada saat ekstensi).

G. Penatalaksanaan Fisioterapi
a.     .Ultra Sound
Penggunaan ultra sound pada kasus carpal tunnel syndrome adalahuntuk meningkatkan sirkulasi darah akibat efek micro massage yang ditimbulkan dan menyebabkan efek thermal sehingga menyebabkanotot relaksasi. Dengan diberikan gel dengan lama terapi 3 menit dari luas area 9cm2, dibagi ERA 3cm2, intesitas 1 watt/cm2.

b.     Infra Merah
Penggunaan infra merah pada kasus carpal tunnel syndrome adalah untuk menaikan temperatur pada jaringan sehingga menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah selain itu pemanasan yang ringan otot akan menimbulkan pengaruh sedatif terhadap ujung-ujung syaraf sensoris. Dengan waktu terapi 15 menit dan jarak IR dengan area terapi 30-45 cm. Memenitor pasien setiap 5 menit.




c.     Terapi latihan

a)     Active exercise
Adalah gerakan yang dilakukan karena adanya kekuatan otot dan anggota tubuh sendiri tanpa bantuan, gerakan yang dihasilkan oleh
kontraksi dengan melawan gravitasi.
b)    Passive exercise
Adalah latihan gerakan yang dilakukan oleh bantuan dari luar dan
bukan merupakan kontraksi otot yang disadari. Menurut Kisner
and Colby (2007) gerak passive exercise menyebabkan efek
penurunan nyeri akibat aliran darah lancar serta membuat daerah
sekitar sendi menjadi rileks sehingga bisa menambah LGS dan
menjaga elastisitas otot.
c)     Resisted active exercise
Resisted active exercise dapat meningkatkan kekuatan otot
oleh karena jika suatu tahanan diberikan pada otot yang
berkontraksi, maka otot tersebut akan beradaptasi dengan
meningkatkan kekuatan otot akibat hasil adaptasi syaraf dan
peningkatan serat otot (Kisner and Colby, 2007).


















                                                                                     


BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Otot-Otot pronator teres terletak pada lengan bagian bawah, yang bersama sama dengan pronator kuadratus, berfungsi untuk pronasi lengan bawah. Otot pronator teres di inervasi oleh N. Medianus.
Sindroma Pronator Teres adalah suatu kumpulan gejala yang khas ditandai dengan rasa nyeri ringan hingga sedang pada lengan bawah, Nyeri bertambah dengan pergerakan siku, supinasi dan pronasi yang berulang, dan gerakan genggaman yang berulang.
Penyebab paling umum adalah jebakan dari saraf median antara dua caput otot Pronator teres. Penyebab lainnya adalah kompresi saraf dari arkus fibrosa yang superficialis fleksor, atau penebalan pada aponeurosis bisipitalis.

Penatalksanaan pada sindroma pronator teres bisa dilakukan secara konsevatif atau pembedahan. Tujuan utama dari terapi adalah dekompresi dari N. Medianus, pengobatan yang efektif dalam merelaksasi otot pronator dan fleksor, serta mengurangi tegangan mekanis pada sistem fibromuskuler dari lengan bawah.

0 komentar:

Posting Komentar